Pada Sabtu, 14 September 2024, sekitar pukul 10.00 WIB, Jufri bersama dua rekan nelayannya, Ali Usman (58) dan Armansyah (34), berangkat melaut dengan menggunakan kapal pancing jenis Krisis. Mereka berlayar hingga sejauh 17 mil laut dari bibir pantai Sialang Buah. Setelah dua hari melaut, pada Selasa, 17 September 2024, sekitar pukul 15.30 WIB, ketiganya memutuskan untuk kembali menuju daratan.
Namun, malang tak dapat ditolak, ketika mereka berada sekitar 1 mil laut dari bibir pantai, cuaca buruk tiba-tiba menerjang. Angin kencang dan ombak besar menghantam kapal yang mereka gunakan, sehingga kapal tersebut terbalik. Ali Usman dan Armansyah berhasil menyelamatkan diri, tetapi Jufri terjebak dan tenggelam.
Rekan-rekan Jufri sempat berusaha menolongnya dan berhasil mengangkatnya ke permukaan. Namun, saat tiba di Puskesmas Sialang Buah untuk mendapatkan pertolongan medis, Jufri dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.
Setelah kejadian, Sat Pol Airud Polres Sergai segera melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas juga membawa jenazah korban ke Puskesmas Sialang Buah untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan permintaan keluarga, korban tidak diautopsi, dan keluarga membuat surat pernyataan resmi terkait hal tersebut. Jenazah Jufri kemudian dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya keselamatan para nelayan saat melaut, terutama ketika kondisi cuaca tidak bersahabat. Sat Pol Airud Polres Sergai menghimbau kepada seluruh nelayan untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan melengkapi diri dengan peralatan keselamatan sebelum melaut.
Masyarakat Desa Sialang Buah berduka atas kehilangan salah satu warganya yang meninggal dunia dalam kecelakaan ini. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para nelayan di wilayah Sergai untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu saat berlayar di laut.